Selasa, 18 September 2012

Kopi Luwak Biofermentasi Lebih Nikmat, Lebih Sehat dan Halal



Kopi Luwak pertama di Indonesia, hasil teknologi biofermentasi. Kopi luwak biofermentasi terasa lebih nikmat, lebih sehat dan halal. Kopi luwak biofermentasi juga low acidity sehingga nyaman untuk lambung Anda. Untuk pemesanan hubungi 0821.5559.8814 / 0813.4793.3914. Kopi luwak biofermentasi berasal dari kopi Arabica di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Kopi luwak biofermentasi lebih sehat dan halal, tidak meninggalkan sedikitpun sisa-sisa kotoran luwak karena memakai metode biofermentasi (metode mutakhir). Dengan sistem biofermentasi, sehingga menghasilkan kopi luwak fermentasi yang lebih nikmat, lebih sehat dan halal untuk diminum karena bukan berasal dari saluran pencernaan dan kotoran luwak langsung.
Kopi Biji Biofermentasi
Kopi luwak atau dalam bahasa Inggris disebut Civet Coffee merupakan salah satu kopi termahal di dunia. Kopi ini berasal dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan hewan luwak (Paradoxurus Hermaphroditus), yakni sejenis musang yang dapat ditemukan di Sumatera bagian selatan dan beberapa daerah di Jawa.
Luwak adalah hewan yang senang mengkonsumsi buah-buahan. Salah satu buah kegemaran luwak adalah buah kopi. Namun buah kopi yang dimakan oleh luwak bukanlah buah kopi sembarangan. Luwak memiliki insting yang sangat baik dalam mencari buah kopi pilihan.
Di dalam saluran pencernaan luwak, daging kopi dicerna, sedangkan biji kopi terfermentasikan dan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi yang ada di kotoran luwak inilah yang dikumpulkan oleh para petani untuk selanjutnya dibersihkan dan dijadikan minuman kopi luwak yang nikmat.
Meskipun diambil dari kotoran luwak, kopi luwak sangat spesial di mata para penikmat kopi. Kopi ini sangat tersohor, bahkan hingga ditayangkan di acara Oprah Winfrey Show. Di negeri Paman Sam kopi ini dijual seharga $50.00 tiap cangkirnya. Bahkan di Ingris setelah diracik bersama Jamaica Blue Mountain oleh Peter Jones, kopi ini laku seharga 50 poundsterling atau hampir Rp 1 juta rupiah.
Untuk saat ini hasil panen kopi luwak kurang dari 200 kg per tahun. Dan kemungkinan besar kopi ini akan semakin sulit ditemukan seiring dengan makin langkanya luwak yang diburu karena dagingnya dipercaya dapat mengobati penyakit asma. Kelangkaan kopi luwak ini mendorong maraknya penjualan kopi luwak oplosan sehingga mengurangi rasa asli dari kopi luwak.
Permintaan kopi luwak ini luar biasa besarnya di dunia, meskipun “mahal” tapi tetap saja diburu para penikmat kopi. Memang rasa mengalahkan segalanya..
Pada beberapa negara kopi luwak tidak boleh dikonsumsi karena “proses“nya yang dianggap “tidak higienis” meskipun sudah banyak klaim yang menyebutkan diproses sebersih mungkin dan lain-lain namun tetap saja tidak dapat menyingkirkan fakta bahwa proses fermentasi yang berasal dari saluran pencernaan hewan luwak dan keluar dari kotoran luwak.
Untuk itulah para peneliti mulai membuat terobosan baru, bagaimana cara agar populasi luwak terjaga tapi tetap bisa menghasilkan kopi luwak yang sama persis dengan proses aslinya, bahkan bagi penikmat kopi mengatakan lebih lembut dan lebih berasa kopinya,good taste… good health…
Berkembangnya teknologi memungkinkan pembuatan kopi luwak tanpa melalui proses aslinya, yaitu dengan biofermentasi (fermentasi biji kopi dalam kompartemen dengan kondisi menyerupai saluran pencernaan luwak) namun bisa menghasilkan rasa yang sama nikmatnya (bahkan lebih baik dan lebih nikmat), jadi bagi Anda yang ingin menikmati nikmatnya kopi luwak tapi kawatir dengan prosesnya yang dianggap tidak higienis dan tidak sehat, maka sangat tepat jika Anda minum kopi luwak biofermentasi yang merupakan hasil dari teknologi mutakhir biofermentasi dan sudah pasti aman, sehat, higienis dan halal.


Kopi luwak biofermentasi ini menjadi produk kopi luwak pertama di dunia yang memakai teknologi biofermentasi (probiotik). (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar